Atlet Taekwondo Sekolah Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar Rajai Pertandingan Kejuaraan Taekwondo
Sekolah Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar terkenal memiliki siswa dengan segudang bakat dan prestasi. Mulai dari bidang akademik, seni, olahraga dan masih banyak lagi. Kali ini pun gelar tersebut kembali dibuktikan oleh capaian prestasi dari atlet taekwondo SKKKPS di pertandingan The Winner Medan Taekwondo Championship dan Bodil Taekwondo Championship.
Adapun siswa yang berhasil meraih prestasi pada pertandingan The Winner Medan Taekwondo Championship tersebut adalah sebagai berikut:
- Benaya Agusto Ginting, Juara I kategori Kyorugi Prestasi Over 78 Kg dari jenjang SMA
- Syalom Gwenn Yesca Munthe, Juara II kategori Kyorugi Prestasi Under 46 Kg dari jenjang SMA
Sedangkan siswa yang berhasil meraih prestasi pada pertandingan Bodil Taekwondo Championship adalah sebagai berikut:
- Essau Michael Oliver Bangun, Medali Emas kategori Kyorugi Junior dari jenjang SMA
- Vitasyah Butar Butar, Juara 3 kategori Junior Putri U-59 KG dari jenjang SMA
- Vidie Samuel Calvin Hutabarat, Juara 1 kategori Under-49 Cadet Putra dari jenjang SMP
- Alvaro Rafael Pasaribu, Medali Emas kategori Kyorugi Prakadet C dari jenjang SD1
- Diego Ganesha Olivier Sipayung, Medali Emas kategori Kyorugi Prakadet B dari jenjang SD1
- Rafael I. F. Simatupang, Medali Emas dari jenjang SD1
- Abraham Darmelinus Damanik, Medali Perak dari jenjang SD2
Pertandingan The Winner Medan Taekwondo Championship dilaksanakan pada tanggal 24-25 Februari 2024 di Medan, sedangkan Bodil Taekwondo Championship 10-12 Mei 2024 di Simalungun.
Kami percaya bahwa setiap anak memiliki bakat dan potensi yang berbeda-beda. Namun ada hal berbeda yang membuat para siswa SKKKPS pemenang Pertandingan The Winner Medan Taekwondo Championship dan Bodil Taekwondo Championship menjadi istimewa. Apa sajakah itu? Mari kita simak lebih lanjut kisah mereka di paragraf selanjutnya.
Benaya berhasil merebut juara 1 pada pertandingan taekwondo tersebut bukan karena kebetulan atau hanya karena keberuntungan belaka, tetapi karena latihan dan usaha yang tiada habisnya. Bagaimana tidak, Benaya memulai harinya dengan lari pagi setidaknya 1 km pada pukul 5.30 lalu bersiap pergi ke sekolah. Sepulangnya dari sekolah, dia lanjut les kemudian kembali lari lagi setidaknya 4 km, baru setelahnya dia latihan taekwondo sampai jam 9 malam. Benaya berlatih setiap hari kecuali di hari minggu bersama rekannya Syalom Gwenn.
Syalom Gwenn Yesca Munthe atau yang akrab dipanggil Gwen sudah belajar taekwondo semenjak kelas 1 SMP karena terinspirasi dari abangnya sendiri yang juga adalah atlet taekwondo. Meskipun sangat menyukai taekwondo, Gwen tidak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai pelajar. Dia latihan taekwondo dari jam 17.00 sampai sekitar jam 20.00 setelah dia pulang les. Dengan bantuan guru dan teman-temannya, Gwen dapat mengejar materi pelajaran yang dia lewatkan semasa dia harus bertanding ke luar kota.
Sementara itu, Essau awalnya tidak menyangka bahwa dia berhasil meraih medali emas. Setelah medalinya dikalungkan, Essau menjadi terharu lalu memeluk kedua orang tuanya. Dengan dukungan kedua orangtuanya, Essau jadi termotivasi untuk terus mengikuti pertandingan taekwondo. Meskipun memiliki jadwal pertandingan dan latihan taekwondo yang intens, tapi hal itu tidak menjadi pengganggu jadwal belajar Essau.
Vita juga tidak jauh berbeda dari Essau. Selain karena memang menyukai taekwondo, Vita mendalami taekwondo karena ingin membanggakan orang tuanya lewat prestasinya pada bidang tersebut. Seperti idolanya Silvana Lamanda, atlet taekwondo nasional, Vita juga ingin menjadikan permainannya lebih profesional dan rapi. Sama seperti teman-temannya di atas, Vita juga tidak mau ketinggalan pelajaran. Cara yang dia lakukan supaya tidak ketinggalan pelajaran adalah dengan mencicil tugas yang ada di hari jadwal latihannya sehingga lebih mudah untuk berlatih dengan bebas.
Dari keseharian dan rutinitas mereka kita bisa mengetahui bahwa para atlet SKKKPS sangat mengutamakan pendidikan mereka. Hal inilah yang menjadikan para siswa tersebut sangat istimewa. Mereka mampu membagi waktu dan menentukan prioritas mereka sehingga mereka berprestasi di sekolah dan juga di luar sekolah. Atlet SKKKPS mampu mematahkan prasangka masyarakat bahwa siswa yang menekuni olahraga tidak peduli dengan pendidikan.
Demi menggapai cita-cita, tentu waktu bermain mereka juga akan berkurang karena jadwal mereka yang padat. Namun karena mereka melakukan hal yang mereka sukai, maka waktu yang mereka habiskan untuk berlatih tidak terasa berat. Mari kita jadikan gaya hidup dan rutinitas para siswa di atas sebagai inspirasi untuk menggapai mimpi kita masing-masing
Soli Deo Gloria